Mendorong Inovasi Hijau demi Kemajuan UMKM Indonesia
Hackathon Green Entrepreneur 2024 mempertemukan generasi muda, akademisi, dan UMKM untuk berkolaborasi menciptakan solusi inovatif yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan sosial. Kegiatan ini menjadi platform bagi mahasiswa untuk menghadapi tantangan nyata UMKM, sekaligus membentuk pemimpin masa depan yang peduli terhadap isu-isu lingkungan.
Visi dan Misi
Visi: Menggerakkan generasi muda untuk menciptakan solusi berkelanjutan bagi UMKM Indonesia.
Misi:
Mengenalkan tantangan keberlanjutan yang dihadapi dunia nyata kepada mahasiswa.
Mengasah kreativitas, kerja sama, dan kemampuan pemecahan masalah.
Membangun kesadaran akan praktik keberlanjutan yang bermanfaat bagi bisnis dan masyarakat.
Pembukaan Acara
Acara ini diawali dengan sambutan inspiratif dari:
Dr. Christina Juliana, CPMA, AseanCPA, CertDA, Koordinator UAJ – Erasmus+ ECoGREEN Consortium.
Dr. Yanti, PhD, Wakil Rektor Bidang Inovasi, Penelitian, Kerja Sama, dan Alumni UAJ.
Dr. Johanna Renny Octavia Hariandja, ST, MSc, PDEng, Prime Coordinator Erasmus + ECoGREEN Consortium Unpar.
Kolaborasi Skala Lokal dan Global
Hackathon ini melibatkan 61 mahasiswa dari universitas ternama, di antaranya:
Wageningen University and Research (WUR), Belanda – Universitas terkemuka di bidang keberlanjutan.
Hasselt University, Belgia – Peringkat QS 551 Dunia Tahun 2024.
Universitas Parahyangan (UNPAR) sebagai koordinator utama, host UAJ, SCU, Ubaya, Trisakti, dan Unwahas.
PPM Manajemen, Universitas Bunda Mulia, dan Universitas Ma Chung Malang.
UMKM lokal yang menjadi mitra utama bergerak di sektor:
Pariwisata desa.
Teknologi drone untuk efisiensi operasional.
Pengelolaan limbah.
Dekorasi rumah berbahan alami seperti enceng gondok.
Fashion berbasis daur ulang.
Makanan berkonsep keberlanjutan.
Teknologi hijau dan kerajinan.
Pemanfaatan limbah plastik menjadi furnitur ramah lingkungan.
Rangkaian Acara Inovatif
Hari Pertama – 4 Desember 2024
Mengenal Perusahaan – Peserta mendalami visi, misi, dan tantangan UMKM.
Climate Listing – Sesi brainstorming untuk mengidentifikasi dampak lingkungan yang dihadapi UMKM.
Analisis Pemangku Kepentingan – Mengidentifikasi kebutuhan dan pengaruh stakeholder.
Mendefinisikan Nilai dari Perspektif Stakeholder – Menemukan solusi yang bernilai untuk semua pihak.
Latihan Ideasi – Menciptakan kolase ide inovatif.
Hari Kedua – 5 Desember 2024
6. Devil’s Advocate – Menguji ide untuk menemukan kelemahan dan memperbaikinya.
7. Analisis Risiko – Mengevaluasi risiko dari ide yang diajukan.
8. Storytelling – Membuat narasi yang kuat untuk mempromosikan solusi.
9. Mendesain Poster dari Bahan Daur Ulang – Membuat poster visual dari material daur ulang.
10. Latihan Presentasi Tim
Hari Ketiga – 6 Desember 2024
11. Presentasi Final kepada Juri – Setiap kelompok mahasiswa mempresentasikan solusi mereka kepada juri dari Bappenas, Kementerian UMKM, serta mitra universitas lokal dan global.
Dalam rangka mendukung terciptanya Indonesia yang lebih hijau, SME (UKM) sebagai penggerak ekonomi menjadi objek EcoGreen – EuroUnion untuk lebih berwawasan lingkungan. Dalam kegiatan tersebut, PT Garuda Visi Nusantara, yang dipimpin oleh Bapak Mohammad Rizki sebagai SME teknologi yang berorientasi pada lingkungan, diundang sebagai narasumber dan juga menjadi pendamping bagi para mahasiswa gabungan dari universitas ternama di Eropa dalam Hackathon Green Entrepreneur 2024.
Kegiatan Hackathon ini dinilai oleh juri-juri kompeten dari Bappenas, Kementerian Koperasi dan UMKM, Wageningen University and Research (Belanda, universitas peringkat pertama dunia dalam bidang sustainability), Hasselt University (Belgia, QS peringkat 551 dunia tahun 2024 dengan fokus pada pendidikan kepemimpinan masa depan), serta Universitas Surabaya (Ubaya). Tim mahasiswa yang didampingi berhasil meraih juara kedua dalam kategori SME berbasis green entrepreneurship.
Bapak Mohammad Rizki, yang kebetulan juga menjabat sebagai Direktur BNNet.media, di mana mayoritas kegiatannya berbasis lingkungan, dalam hal ini mencerminkan adanya kesamaan visi dan misi dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan, baik melalui inovasi teknologi maupun program Bela Negara.
Teknologi Digital Twin 3-D yang mengunakan gabungan antara penerapan teknologi geospasial, teknologi pesawat tanpa awak, atau drone, dan pengolahan data secara digital bisa dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan. Mulai dari mengukur kubah gambut di Sumatera Selatan hingga merekonstruksi sejarah.
Untuk merekonstruksi suatu wilayah ataupun bangunan bersejarah, seperti kota tua, istana keraton sebuah kerajaan lama, bangunan candi maupun benteng lama bisa dilakukan secara presisi, dalam bentuk 3-Dimensi, mencapai ketelitian hingga ukuran centimeter.
Karya-karya para ahli Indonesia di bidang teknologi geospasial mutakhir tadi dipaparkan oleh Dr Asep Karsidi, Ketua dan Pendiri Komunitas Informasi Geospasial Indonesia (KIGI) bersama Tim pada dengan paparan berjudul paparan berjudul ”Digital Twin 3-D” pada pertemuan Center for Technology & Innovation Studies (CTIS), Rabu, 31 Juli 2024.
Pada pertemuan yang dimoderatori Dr Idwan Soehardi, mantan Deputi Menteri Ristek dan Ketua Komite Teknologi Kebencanaan itu, menampilkan teknologi akuisisi data menggunakan sensor Light Detection & Ranging (LIDAR) yang dipasangkan pada Pesawat Tanpa Awak (Drone).
LIDAR lalu diterbangkan oleh Drone dan mulai mengirim sinyal gelombang tampak Merah – Hijau – Biru pada rentang panjang gelombang 0,4 – 0,7 mikrometer ke permukaan, untuk kemudian merekam pantulan balik gelombang tampak tadi.
Dari data permukaan Bumi yang terekam LIDAR kemudian diolah menjadi penampakan digital 3-Dimensi dengan ketelitian hingga bilangan centimeter.
Sensor LIDAR tadi juga merekam posisi ketinggian serta posisi lintang-bujur setiap titik yang dipantulkan. Dengan demikian, penampakan geospasial 3-Dimensi yang dihasilkan memiliki tingkat presisi lintang – bujur – tinggi yang sangat kredibel, sehingga dapat diolah untuk beragam aplikasi.
“Digital Twin 3-D ini merupakan aplikasi pembuatan Peta yang lebih maju dibandingkan dengan cara pembuatan Peta 2-D yang konvensional itu”, demikian disampaikan Asep Karsidi, yang juga mantan Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG).
Dr Asep Karsidi (Depan No.3 dari kanan) Pada Paparan Center for Technology & Innovation Studies (CTIS), Rabu, 31 Juli 2024.
Ditampilkan oleh Asep Karsidi pembuatan Digital Twin 3-D rekonstruksi Istana Keraton Sumedang Larang di Sumedang, Jawa Barat, dan dapat dihasilkan tampilan geospasial serta arsitektur Kraton saat dibangun sekitar 13 Abad lalu.
Drone terbang dan merekam kondisi kraton dari udara menggunakan LIDAR, lalu juga terbang merekam ruangan-ruangan di dalam Kraton. Setelah diolah menjadi Citra 3-Dimensi, produk LIDAR ini kemudian dipakai untuk merekonstruksi sejarah Kerajaan Sumedang Larang, yang merupakan Kerajaan Sunda tertua, yang berdiri pada Abad ke 8 itu.
Tim KIGI yang, antara lain, datang dari Exsa International, Waindo Spectra, Bimtech, Garuda Vision dan Geomatik Teknologi Reka Cipta ini juga telah menggelar kegiatan Digital Twin 3-D untuk merekonstruksi Kompleks Candi Muaro Jambi di Jambi, yang diprakirakan merupakan Pusat Kerajaan Sriwijaya pada Abad ke-7.
Tim juga merekonstruksi Istana Trowulan, yang merupakan Istana Kerajaan Majapahit di Jawa Timur pada Abad ke-14. Tidak itu saja, Tim KIGI juga sudah berhasil merekonstruksi Benteng Kuno di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab pada tahun 2012 lalu.
Tidak hanya dipakai untuk rekonstruksi sejarah masa lalu, teknologi Digital Twin 3-D ini juga amat penting untuk kegiatan pembangunan masa kini, antara lain untuk membuat perencanaan terowongan bawah tanah, seperti kegiatan pembuatan jalur MRT di Jakarta, dan untuk pengukuran kubah-kubah lahan gambut di Sumatera Bagian Timur.
Tidak kalah penting, penerapan teknologi ini untuk merancang besaran pungutan pajak di suatu wilayah, misalnya merancang besaran pungutan pajak rumah-rumah di dalam sebuah kawasan Real Estate. Perhitungan kasar Tim KIGI mencontohkan, dengan investasi 1 X pengukuran dan perhitungan menggunakan Digital Twin 3-D di suatu wilayah, dapat dihasilkan pajak 3 X lebih banyak.
Para peserta pertemuan CTIS sepakat kiranya kemampuan anak bangsa di bidang teknologi geospasial digital 3-Dimensi, yang merupakan bagian dari industri 4.0, ini bisa diterapkan secara maksimal oleh Bangsa Indonesia sendiri, tidak harus mengundang pakar pakar dari luar negeri untuk kegiatan sejenis. ***
JAKARTA – Circular Entrepreneurship Innovation for Start-up SMEs digelar pada Senin (11/11/2024) secara hybrid di Gedung Yustinus Lt.14, Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya. Rangkaian acara terdiri dari beberapa kegiatan diantaranya workshop, seminar, lomba poster, dan lomba artikel Eco Green.
Acara ini diadakan dengan tujuan untuk memberikan wawasan dan dorongan kepada para peserta guna memaksimalkan potensi sumber daya yang tersedia, mengurangi limbah dalam proses produksi, serta menciptakan nilai tambah pada produk yang mereka ciptakan ketika akan membuka usaha.
Beberapa pembicara dalam acara ini merupakan bagian dari UMKM yang ingin membagikan pengalaman mereka serta pengetahuan mengenai usahanya, diantaranya adalah Henry Falentino, B.A., M.S selaku Pegiat UMKM Desa, Mohammad Rizki Yudomo, ST., MM selaku CEO PT. Garuda Visi Nusantara, Ir. Ekawati Prayogo selaku CEO Natura Home Deco, dan H. Arif Bambang W., S.Pt selaku CEO CV Mbah Kaji Mandiri.
Guna membuka acara ini, Dr. Ari Setiani Ningruh selaku ketua acara menyampaikan pentingnya memanfaatkan sumber daya secara maksimal dan meminimalisir limbah. Tak lupa beliau juga menyampaikan harapan dalam kata sambutannya, “Kami berharap lomba ini dapat memberikan wawasan baru bagi kita semua dan mendorong peserta untuk dapat mendorong potensi diri”, ujarnya.
Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas, S.H., M.Hum, selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) juga menyampaikan pesan agar para peserta berkomitmen dan berpartisipasi aktif dalam mencapai sustainability development goals guna menciptakan masa depan yang cerah dan hijau.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi sharing, dibuka oleh Henry Falentino, B.A., M.S selaku Pegiat UMKM Desa, yang menjunjung prinsip zero waste. Sebagai pemilik bisnis singkong Henry tidak menyia-nyiakan semua bagian dari singkong yang diproduksi, mulai dari kulit hingga isi semua dimanfaatkan. Bisnis nya berhasil mengolah limbah menjadi produk baru dan punya nilai jual, salah satunya pestisida organik dari daun singkong yang digunakan untuk membasmi hama dan tikus.
Pembicara kedua adalah Mohammad Rizki Yudomo, ST., MM, selaku CEO PT. Garuda Visi Nusantara yang memperkenalkan teknologi digital twin, sebuah replika digital dari dunia nyata. “Tidak hanya dari bentuk dan data tapi semua karakteristik, perilaku, dan cara merespon itu dapat kita buat”, ucap Mohammad Rizki.
Pembicara ketiga yaitu Ir. Ekawati Prayogo, selaku CEO Natura Home Deco menyampaikan bisnisnya menggunakan serat alam sebagai bahan dasar seperti eceng gondok atau rotan untuk menciptakan barang-barang seperti tas, taplak meja, dan lainnya. Bisnisnya bahkan sudah sampai mancanegara dimana mereka mengekspor produk-produk seperti tas dari eceng gondok dan rotan yang banyak disukai oleh konsumen dari negara Jepang.
Pembicara keempat, H. Arif Bambang W., S.Pt, selaku CEO CV Mbah Kaji Mandiri, menjelaskan produk andalan mereka yaitu sambal pecel dapat digunakan untuk berbagai jenis makanan. Dalam pemaparannya Arif menyatakan bahwa, produknya dibuat tanpa minyak dengan tingkat kepedasan yang bisa disesuaikan untuk berbagai macam usia sehingga bisa menjadi pilihan pelengkap makanan keluarga agar lebih sehat dan lezat.
Acara ini diharapkan memberikan motivasi kepada peserta yang ingin membuka bisnis baru dan memberikan solusi pada masalah bisnis yang sedang dihadapi. Melalui acara ini, peserta diingatkan akan pentingnya menjaga alam dan berinovasi serta memanfaatkan sumber daya dengan semaksimal mungkin untuk mewujudkan masa depan yang hijau dan berkelanjutan
Jakarta, the capital city of Indonesia, is facing a severe “urban crisis” due to various factors such as urban pollution, rising sea levels, and population expansion. Additionally, frequent natural disasters like floods and earthquakes, cast a shadow over the city’s development.
To meet the refined and intelligent management needs of Jakarta, working with local strategic partner PT. Garuda Visi Nusantara (GAVIN) 51WORLD has been deeply involved in the construction of Indonesia’s Jakarta CIM platform. This platform, through advanced technologies such as multi-source data integration, spatial computation analysis, and cloud-native architecture, provides comprehensive and efficient data support and services for the government of Jakarta, Indonesia, aiding in the city’s digital transformation and intelligent upgrade.
Let’s explore how 51WORLD’s accumulated wisdom and experience play a key role in Jakarta’s digital transformation!
Recreating “Jakarta” in the Digital World
1 Detailed Replication of Southeast Asia’s Largest City, Jakarta
As one of the few megacities in Indonesia, Jakarta and its surrounding areas accommodate nearly 30 million people. Here, you can see the integration of traditional culture with modern skyscrapers, and the bustling urban scenery is adjacent to simple and retro villages. The diverse and complex urban ecology brings endless vitality to Jakarta, but also poses serious challenges for urban planning and management.
By integrating a suite of advanced technologies including multi-rendering engines, 3D Geographic Information Systems (3DGIS), Mixed Reality (MR), and Artificial Intelligence (AI), 51WORLD has meticulously reconstructed the 700 square kilometers of Jakarta’s landscape with all elements, creating an awe-inspiring, large-scale urban vista. The platform imports a variety of heterogeneous data form multiple sources such as Geographic Information System (GIS), Building Information Modeling (BIM) data, Internet of Things (IoT) data, and operational business data, achieving precise mapping of diverse data and information. A unified, scalable, and real-time updating digital urban infrastructure has been established, providing robust digital support for the city management of Jakarta.
2 Holistic 3D Perception of the City
On this digital city foundation, from the macro urban building groups to the micro streets and alleys, from static building layouts to dynamic people and vehicle flows, managers can have a panoramic view.
Like being equipped with a pair of “eyes that see through everything,” they can check the current Air Quality Index (AQI), detailed weather, temperature, and humidity in each district, statistical data on the population of various age groups over the past three years, trends in the inflation index, and vehicle type statistics, achieving a three-dimensional and all-around perception of the city’s operation.
In addition, the platform supports the access of external data formats and model management such as OSGB, BIM, GIS data, OGC services, and FBX, ensuring real-time synchronization and updating of urban dynamic data, ensuring that the virtual world and the real world are synchronized in real-time.
The operation of data updates is also very convenient. The platform has a built-in graphical interface, click to add layers, select the corresponding data attribute services, fill in the data service parameters, and you can import the latest city data into the city foundation, and support real-time adjustment of its position and height.
3 Intelligent Synergy in Urban Governance and Decision-making
In addition to the full visualization of the city, the platform provides a large number of efficient, flexible, and easy-to-use tools, greatly improving the efficiency of management decision-making, providing strong technical and data support for refined urban management operations and intelligent decision-making.
● Comprehensive Collection of Urban Elements
Supports comprehensive and full-element queries of various urban elements, searching and locating a scene element through the attributes of buildings or specific layers, such as name, location, etc. After clicking to search, the pop-up table on the right will display the corresponding results.
● Land Statistics and Planning
It can provide a detailed view of the attributes of each land plot, including land number, plot size, plot type, etc., providing data support for the rational use of land resources. In addition, the platform also supports the real-time addition of GIS and BIM data, and users can place these data according to their needs to achieve three-dimensional modeling and simulation of the city.
● Spatiotemporal Data Analysis
The platform supports skyline analysis, three-dimensional measurement analysis, three-dimensional section analysis, three-dimensional line of sight analysis, three-dimensional sunlight analysis, three-dimensional collision analysis, and other analysis functions in the scene, facilitating the daily business operations and analysis of the city.
4 Flood Simulation and Deduction
Jakarta is located in a swampy area near the coast, and urban waterlogging occurs frequently during the rainy season, affecting not only the normal order of life but also threatening the safety of residents’ lives and property.
To cope with urban waterlogging and other natural disasters, the platform is based on multi-source data, integrates algorithms, and constructs a comprehensive hydrological and hydrodynamic model based on the underlying surface, urban pipe network, water-related facilities, and river channels. It simulates the impact of corresponding rainfall on the city’s water situation during the flood season in real-time, and combines digital twin technology to simulate and render the production and convergence flow of the city’s underlying surface, the rise and fall of urban water levels, and the range and distribution of urban waterlogging, achieving flood simulation and deduction.
Urban managers in Jakarta can identify key vulnerable areas in the city based on the results of flood simulation and deduction, assess the impact of waterlogging on urban infrastructure and residents’ lives, formulate effective risk management measures, and minimize the losses caused by waterlogging.
5 Application Secondary Development
The DKI Jakarta CIM platform has built-in low-code visual development tools, supporting secondary development, further enhancing the platform’s scalability and reusability.
Users only need to follow the steps of creating scenes, data configuration, function configuration, panel configuration, and scene publishing to quickly build three-dimensional applications; at the same time, they can display offline or real-time business data on the data panel, support dynamic data updates, and quickly publish completed projects for third-party use.
51WORLD’s CIM Model Stands Out in the Digital Wave of Southeast Asia
CIM (City Information Modeling), in simple terms, is a three-dimensional urban spatial model and an organic combination of urban information data based on urban information data, widely used around the world to help solve various urban problems. However, in practice, the existing CIM platform construction model still reflects many shortcomings:
● The construction cost of three-dimensional model data elements is high, and the reuse rate is low;
● It is difficult to unify data, processes, and permissions across technology stacks for products and applications;
● Business data is confidential, system operation and maintenance is complex, and there is a lack of simple, flexible, and secure systems;
● The system requires rendering performance of tens of thousands of square kilometers and a variety of data, and mainstream engines and production lines are difficult to overcome.
As a pioneer in the digital twin industry, 51WORLD has accumulated a large number of mature landing cases and relatively complete construction experience in the past practice and has core capabilities such as massive multi-source heterogeneous data integration, full-element multi-scale rendering of urban large scenes, model lightweight processing, two-dimensional and three-dimensional integration, and spatial analysis and calculation.
Participating in this DKI Jakarta CIM platform construction, 51WORLD brings these advanced technologies and capabilities to the actual R&D of the project, effectively solving the above problems, and by improving the efficiency of urban data asset management, avoiding repeated investment, and improving resource utilization efficiency, making Jakarta achieve smarter management and promoting local digital governance and the development of the digital economy.
Building a city digital foundation with CIM as the core is the cornerstone of achieving digital governance and developing the digital economy. As the carrier of urban data assets, the DKI Jakarta CIM platform integrates a large amount of diverse and complex data generated during the operation of the city, avoiding the traditional management department’s “going their own way, block segmentation, and information islands,” and improving the efficiency of data asset management.
Through digital twin technology, it achieves precise mapping between the digital city and the physical city, providing urban managers with a simple, flexible, and secure operating system, as well as high-quality data support and decision-making reference, assisting in optimizing resource allocation and improving service levels, and promoting urban planning and management towards a smarter and more efficient direction.
In addition, the CIM platform also supports multi-party collaboration and iterative upgrades of three-dimensional scenes, improving the level of intelligent decision-making and refined management of data management.
Assisting Southeast Asian Countries in Digital Transformation
The supporting role of the digital economy on the overall economy is becoming increasingly apparent. Indonesia is increasingly focusing on the development of the digital economy. The Coordinating Minister for Economic Affairs of Indonesia, Airlangga Hartarto, said: “Digitalization is one of the main engines of Indonesia’s future economic growth.” As a digital twin enterprise, 51WORLD has continuously leveraged the technical advantages of technology companies over the years, providing more diversified and forward-looking platform-based products and solutions for Southeast Asian countries, helping local digital transformation and upgrading. In addition to the DKI Jakarta CIM platform, on the road to digital transformation, 51WORLD has helped more than a thousand governments and enterprises worldwide achieve digital transformation and capability improvement through the integration of a large amount of technical accumulation and practical experience, with products and applications covering more than 200 cities. In the future, 51WORLD will further actively participate in the construction of digital infrastructure in the Southeast Asian region, helping local people use digital technology to build a future home, and providing new technical support for the digital transformation of Southeast Asian countries.